Rabu, 31 Oktober 2012

langit & bumi

Tertawa bak seorang raja
duduk di kursi beralaskan naga
tidur bagai di alaska
Terdiam ketika di penjara
merintih tatkala melihat kenyataan
pejabat selalu berkuasa
rakyat selalu menderita
Tuhan tak membedakan
semua hanya ulah manusia
membedakan bagai langit bumi
Namun semua telah terjadi
manusia membedakan segalanya
mengukir indahnya dunia 
dengan semua perbedaan yang ada


31 oktober 2012

Selasa, 30 Oktober 2012

AZAL ILAHI

SAKIT,........................
bagaikan pedang memenggal urat nadi
mengiris hati seakan tak pasti
meronta bagai tersengat api
SAKIT,...........................
menjalani semua ujian Ilahiyah
menjunjung lentera kehidupan dunia
membungkam tak bernilai harga
SAKIT,.........................
mendengar suara nan jauh di sana
menggerogoti hati yang kian terluka
seakan menjemput azal ilahi


29 oktober 2012

getirnya kehidupan

Jiwa ini seakan ingin melayang pergi
sakit ini menusuk hingga ke tulang hati
otak ini seakan tak mampu terkendali
           Membeku,.........................
           masalah menghampiri hidup yang tak berarti
           menerjang bagaikan badai dalam hati
Terbakar,..........................
emosi jiwa yang meronta-ronta
menahan semua pilu di dada
melebur bagai abu yang membara
          Terbungkam,.............................
          dalam lamunan meratapi kebencian
          terdiam seakan bisu tak bernyawa
          tergores lara yang menggema di jiwa
Semua seakan hampa
 melanda getirnya hidup
menbongkar masalah yang ada
mengukir pahitnya jiwa raga


29 oktober 2012

Minggu, 28 Oktober 2012

alunan melodi menyambut hari berganti

Suara itu bagaikan melodi asmara
berputar di genangan angin
menyambut pupil mata ini
tertutup sejenak dengan mimpi
Tangan ini tak henti bergoyang
menari bagaikan seorang putri
menggores disebuah lembaran suci
Tangan, kaki, kepala
semua ikut bergoyang
bak menghadiri acara resepsi
Semua terdiam sunyi
mendengar untaian sebuah bunyi
mendesah seakan tak berarti
menyambut pergantian hari ini



25 oktober 2012

Senin, 22 Oktober 2012

tugasmu, membawaku menuju...................

Meraung seakan menerkam
menggerogoti hingga menuju sum-sum ini
menjerit hingga tak terkendali
menatap dengan pejamnya mata hati
Engkau bagaikan pelita hidup ini
membawaku melihat begitu sempurna hidup ini
Aku tunduk padamu
semua yang kau mau akan ku lakukan
Namun, katika kau membisikkan
 satu kata yang tak mungkin aku lakukan
aku seakan terhempas ke bulan
terbang menuju sumber gas terdalam
Aku tertawa dalam kesedihan
tertawa dalam kebenciandan
 terlarut dalam sebuah angan2
Tugas itu begitu berat bagiku
seakan menusuk hingga relung hatiku




18 oktober 2012


senandung hati

Ku langkahkan kaki ini menuju cahaya terang benderang
mencari sesuatu yang tak pernah terlintas di benakku
Mataku tak kuat memandang tatkala mentari telah bersinar
mulutku terbungkam dalam seribu bahasa
Apa yang terjadi denganku?
mata ini tak dapat memandang jauh menembus lorong
mata ini ingin sekali menitikan air mata
Aku tak dapat memandang kejauhan
aku tak bisa memandang lebih lama
rasa perih seakan ingin menggerogoti pupil
Ya Robbi...........................
berikanlah keajaiban untukku
yang mampu memulihkan keadaan ini
ya Robbi..................................
sujudku hanya padamu dan do'aku ku lantunkan
hanya untuk-MU

1 november 2011

Jumat, 19 Oktober 2012

perjalanan hidup demi Surga-Mu


Jalan terjang bebatuan yang menjulang
Ku lalui dengan kaki telanjang
Terik matahari membuat tubuh ini lemas tak berdaya   
        Dinginnya malam , panasnya bebatuan
       Tak pernah ku rasakan      

       Hanya rasa ingin tau yang membawaku
       melewati semua rintangan
Walaupun badai menghantam lautan
Angin puting seakan menari di atas pemukiman
Namun tak sedikitpun ter abaikan pencarian hidupku   
      Aku hanya manusia yang di beri secuil kesempatan 
      Mencari kebaikan di antara puing-puing rintangan kehidupan 
      Mancari melalui do'a dan perbuatan   
      Demi untuk mendapatkan tempat yang indah di surga-Mu kelak

menapaki jati diri



Ku langkahkan kaki ini
Mengikuti seruan hati yang terdalam
Ku mencari sesuatu yang selama perjalanan hidupku
Tak dapat kumengerti
Aku hanya mengikuti orang-orang di sekelilingku
Tingkah mereka, sifat mereka
Bahkan kegemaran mereka ku telah jalani
Aku bagaikan air di daunt alas
Yang tak mempunyai pendirian
Yang selalu mengikuti kata orang lain
Aku ingin sekali menjadi diriku sendiri
Pencarianku tak pernah ki dapatkan dalam hati ini
Aku selalu berusaha mencari dan terus mencari
Siapakah sesungguhnya diriku ini
Melalui lantunan syair di hati





do'a sang nelayan




Ombak lautan bergulir kencang
Terdengar seakan memecah karang
Rintikan hujan menambah dinginnya angin
         Air lautan tak terlihat indah
        Warna keruh terlihat di sepanjang lautan
        Air pasang membawa lautan yang biru berubah 
Hujan yang tak kunjung reda
Menjadikan lautan seakan mengamuk
Menerjang karang
         Perahu-perahu kecil milik nelayan
         Berjejer dipinggiran pantai
        Tak ada ikan tak ada penghasilan 
Sisa-sisa ikan membusuk di pantai
Menjadikan bau yang menyengak tercium jelas
Para nelayan hanya bisa berdo,a
Berharap hujan akan segera reda
Dan air pasang segera surut
Agar  dapat membawa setanggul ikan 
demi keluarga tercinta



seruan ilahi



Azan magrib telah berkumandang
di antara rintikan suara hujan yang membasahi bumi
terdengar hembusan angin malam
              ku ambil sajadah itu
              ku teru di atas kepala
              langkah kakiku menelusuri rintikan hujan malam ini
ku bergegas mendekati
suara yang telah berkumandang indah
dengan sajadah di atas kepala
              sejenak ku berhenti dan memandang
              mengapa seorang penerus bangsa lebih suka berkumpul
              di pinggiran jalan, dari pada memenuhi panggilan azan yang
             telah berkumandang
ya Allah…………….
Ampunilah mereka akan kelalaiannya
Ampunilah mereka yang menganggap
Sholat adalah kebutuhan bukan kewajiban



langkah semangat



Ku pijakkan kaki ini melangkah menelusuri tangga-tangga putih
Bersama-sama menduduki tempat yang tak pernah terkunjungi
Merah menyala…………
Dalam ruangan yang putih
Merah itulah yang kami bawa
Membawa ciri khas dalam kunjungan kami
Merah menyala………………
Saperti semangat kami
Walaupun badan lelah dan letih
Namun kami tetap semangat
Dalam mendengarkan pembicara
Pada kunjungan kami dib alai bahasa Yogyakarta ini


7 maret 2011
  


Kamis, 18 Oktober 2012

pilihan menyiksa raga

Ingin sekali mengakhiri hidup ini
melayang pergi meninggalkan kejamnya bumi
tertawa dengan riang di awang2 dunia
Antara tidak dan ia
antara kuliah dan benci
antara mati dan hidup
Memilih dengan berat hati 
bak terhimpit batu api 
tetesan bening, tak tersisa
ketika harus memilih kembali
Haruskah memilih tidak, kuliah dan mati 
yang akan membawa kebahagiaan hati 
diantara kepahitan hidup ini
Mungkinkah memilih ia, benci, dan hidup
yang akan terus menghantui
di sisa hidup ini
Semua berat terasa 
tersiksa bagaikan di neraka
membaur panas di jiwa
seakan ingin meluap bak merapi yang membakar tubuhnya


18 oktober 2012

Kuliah atau air mata

Emosi jiwa beradu

antara 2 pilihan 

kuliah atau air mata

Jiwa ini hilang..............

menembus pusaran2 bumi terdalam

saat harus mencari segumpal kertas

demi masa depan

Jiwa ini senyam............

terdiam seakan tak bernyawa

ketika harus melihat kegelapan

saat matahari bersinar



18 oktober 2012

Selasa, 16 Oktober 2012

Tak dapat termaafkan dengan hembusan angin


Kau tanamkan sebuah kebencian pada hati ini
Menjadikan hati seakan sesak dan mata ingin menangis mengenangnya
Setahun telah berlalu…………….
Namun kepahitan ini tak kunjung hilang
Luka yang telah kau tanamkan tak akan bisa termaafkan
Tangisan yang telah kau buat menjadikan hati ini hancur
Bak terbakar api yang membara
Sakit, pedih, tersiksa………………..
Itulah yang ada dalam hati ini, tangisan air mata
Tak akan mampu dihapuskan lagi
Semua pesan dan devinisi tak bisa menggoyahkan tekatku
Semua yang terjadi kan ku kenang sepanjang hidupku
Lentera bahtera kehidupan yang telah melukai hati ini
Tak akan pernah bisa termaafkan
Berbahagialah di atas penderitaan hidupku
Karnaku tak akan menganggap dirimu ada di duniaku
ku sudah amat benci……………
ku sudah menganggapmu mati…………
dan ku sudah mengukir luka hati ini
setahun telah berlalu, namun sepatah maaf tak terdengar
menembus kencangnya hembusan angin
tangisan itu, tak mampu tergantikan dengan sebuah kata
semua telah terjadi, semuannya telah terlambat
untuk mendapat maaf dari udara dalam bibir ini



14 oktober 2012

Takdir penyejuk jiwa


Angin datang begitu kencang seakan ingin menghempaskan
Tubuh ini ke langit ke 7
Berputar bak baling-baling yang tak kunjung henti
Meraung-raung dengan kemerduan suara hati
Terik mentari seakan ingin menyasat kulit ini
Menembus hingga tulang rusuk
Membawa hawa yang sangat melelahkan hati
Keringat seakan bercucuran di bawah genting rumah ini
Tembok-tembok seakan ingin menyala seperti bara api
Semua terdiam, meresapi, dan berfikir dengan lembut hati
Panasnya dunia ini menjadi takdir ilahi
Semua hanya mampu menanti sore akan sagera kembali
Agar semua berakhir menjadi penyejuk jiwa ini


14 oktober 2012




Torehan luka dalam satu pesan



Nafas ini tak mau keluar dari paru-paru,
 tersentak sesak saat mendengar hari bahagiamu
hari yang menjadi momok mengerikan dalam hidup
yang tak ingin aku menyaksikannya
kau ucapkan janji suci padanya
yang membutku menangis membayangkannya
tangisan kebencian dalam hidup
lentera kebencian tak mampu berpaling dari hidup ini
telah melebur menjadi darah dalam tubuh
mengobar-obar saat terdengar ceritamu
mata ini tak mau melihatmu
telinga ini tak mau mendengar secuil kata dari mulut busukmu
kau yang telah membuatnya…………………
kau yang telah mengajarkannya…………………
dan kau yang telah mengukirnya………………..
biarlah kau menjadi bagian terkecil dalam hidupku
namun jangan pernah berharap tuk mendapat panggilan indah dari bibir ini
dan jangan pernah kau berfikir,
aku akan bisa menerimamu menjadi bagian keluarga besarku


13 oktober 2012


sekenario hidup


Tatapan indah matamu dan senyuman menawan di bibirmu
membuat diri ini seakan terbuai melihat keindahan yang ada
begitu sempurnanya dirimu di bola mataku
membuat diri ini selalu berharap padamu, dan membuat
begitu takut kehilanganmu
Mungkin semua hanyalah takdir?
mungkin hanya dirimu yang tercipta di dunia ini?
semuanya hanyalah rahasia Ilahiyah
yang tak bisa dirubah kembali
Manusia hanya bisa berdoa agar mendapat yang terbaik dan terindah
semua telah menjadi sekenario dalam menjalani hidup ini

06 juli 2012

13 november, luka mendalam


Tajamnya sebilas pedang putih telah tertancap dalam di lubuk hati ini

dan tak mungkin mampu terobati oleh apapun

menggerogoti sendi-sendi dalam tubuh ini

yang telah membuatku tak kuasa menahan sakit mendalam

Tahun talah berganti, namun kenangan di bulan itu tak mampu larut dalam hati

bulan itu telah membawa sebuah kebencian

telah mengukir luka yang mendalam, bagaikan sembilas pedang putih

Tangisan yang dulu meraung-raung dalam benak hati

kini telah berubah menjadi tawa sinis di wajah ini

semua gorehan luka yang tertancap di hati tak mungkin dapat hilang kembali

Hati ini sedih, ………………………….

mata ini seakan ingin mengalirkan  darah

darah yang telah menggumpal dalam benakku

Kau hanyalah setan di mata ini

yang telah mengajarkan sebuah kebencian

yang telah mengajarkan sebuah misteri kesedihan

Angan-angan indah tentangmu, menjadi sebagian keluargaku

kini tak akan pernah terbayangkan kembali

kau hanyalah seekor kucing yang hanya bisa menghancurkan kebahagiaan hidup ini

yang tak kau sadari, kebencian telah tertanam dalam hati ini

Kebencian dan kepahitan ini tak mampu menerimamu

walau kau telah mengukir tali keindahan dengan orang terdekatku

tubuh ini lemah tak berdaya, telinga ini seakan tuli ketika mendengar namamu

dan hati ini menangis ketika mendengar cerita indahmu   


13 oktober 2012

Kamis, 11 Oktober 2012

melayang jauh tangisan hati

Otak ini seakan tak mau berfikir
hayalanku melayang tak tau arah dan tujuan
masalah yang terjadi membuat diri ini lemah tak berdaya
Ingin ku menjerit, namun bibir ini tak mampu berucap
Ingin ku menangis, namun air mata ini telah kering
masalah yang menimpaku tak sanggup aku abaikan
Fikiranku tak mampu menangkap satu katapun yang ku dengar
fikiranku hanya mampu mengingat berjuta masalah yang terjadi
ya Robbi.......................
kuatkanlah hamba ini
menghadapi berjuta masalah ini
tegarkanlah aku kembali
agar, semangat menjalani hidup ini





12, oktober 2012 

kursi mahal menjunjung martabat

Suara menggelegar di awang2
bergetar kencang di seluruh penjuru
menggertak mata yang kian senyam
berkedip seakan memandang tajam
Keras menjerit menusuk kalbu
tergugah hati menahan kantuk
tersenyum sembari menahan kesal
Layar menatap mata yang layu
berganti hingga merambak jauh
menerpa angan2 yang kelam di ujung tandu
Membayar mahal sebuah kursi
mencari ilmu untuk untaian duniawi
agar mendapat tempat indah di mata2 orang
Melamun, berbicara dan berhayal yang mereka lakukan
disebuah kursi mahal beralaskan busa hitam
Menempati lantai2 yang telah tersaji
dalam mencari ilmu yang dapat mengubah harga diri
menjunjung harga dan martabat di muka bumi ini





11, oktober 2012