Tertawa bak seorang raja
duduk di kursi beralaskan naga
tidur bagai di alaska
Terdiam ketika di penjara
merintih tatkala melihat kenyataan
pejabat selalu berkuasa
rakyat selalu menderita
Tuhan tak membedakan
semua hanya ulah manusia
membedakan bagai langit bumi
Namun semua telah terjadi
manusia membedakan segalanya
mengukir indahnya dunia
dengan semua perbedaan yang ada
31 oktober 2012
Rabu, 31 Oktober 2012
Selasa, 30 Oktober 2012
AZAL ILAHI
SAKIT,........................
bagaikan pedang memenggal urat nadi
mengiris hati seakan tak pasti
meronta bagai tersengat api
SAKIT,...........................
menjalani semua ujian Ilahiyah
menjunjung lentera kehidupan dunia
membungkam tak bernilai harga
SAKIT,.........................
mendengar suara nan jauh di sana
menggerogoti hati yang kian terluka
seakan menjemput azal ilahi
29 oktober 2012
bagaikan pedang memenggal urat nadi
mengiris hati seakan tak pasti
meronta bagai tersengat api
SAKIT,...........................
menjalani semua ujian Ilahiyah
menjunjung lentera kehidupan dunia
membungkam tak bernilai harga
SAKIT,.........................
mendengar suara nan jauh di sana
menggerogoti hati yang kian terluka
seakan menjemput azal ilahi
29 oktober 2012
getirnya kehidupan
Jiwa ini seakan ingin melayang pergi
sakit ini menusuk hingga ke tulang hati
otak ini seakan tak mampu terkendali
Membeku,.........................
masalah menghampiri hidup yang tak berarti
menerjang bagaikan badai dalam hati
Terbakar,..........................
emosi jiwa yang meronta-ronta
menahan semua pilu di dada
melebur bagai abu yang membara
Terbungkam,.............................
dalam lamunan meratapi kebencian
terdiam seakan bisu tak bernyawa
tergores lara yang menggema di jiwa
Semua seakan hampa
melanda getirnya hidup
menbongkar masalah yang ada
mengukir pahitnya jiwa raga
29 oktober 2012
sakit ini menusuk hingga ke tulang hati
otak ini seakan tak mampu terkendali
Membeku,.........................
masalah menghampiri hidup yang tak berarti
menerjang bagaikan badai dalam hati
Terbakar,..........................
emosi jiwa yang meronta-ronta
menahan semua pilu di dada
melebur bagai abu yang membara
Terbungkam,.............................
dalam lamunan meratapi kebencian
terdiam seakan bisu tak bernyawa
tergores lara yang menggema di jiwa
Semua seakan hampa
melanda getirnya hidup
menbongkar masalah yang ada
mengukir pahitnya jiwa raga
29 oktober 2012
Minggu, 28 Oktober 2012
alunan melodi menyambut hari berganti
Suara itu bagaikan melodi asmara
berputar di genangan angin
menyambut pupil mata ini
tertutup sejenak dengan mimpi
Tangan ini tak henti bergoyang
menari bagaikan seorang putri
menggores disebuah lembaran suci
Tangan, kaki, kepala
semua ikut bergoyang
bak menghadiri acara resepsi
Semua terdiam sunyi
mendengar untaian sebuah bunyi
mendesah seakan tak berarti
menyambut pergantian hari ini
25 oktober 2012
berputar di genangan angin
menyambut pupil mata ini
tertutup sejenak dengan mimpi
Tangan ini tak henti bergoyang
menari bagaikan seorang putri
menggores disebuah lembaran suci
Tangan, kaki, kepala
semua ikut bergoyang
bak menghadiri acara resepsi
Semua terdiam sunyi
mendengar untaian sebuah bunyi
mendesah seakan tak berarti
menyambut pergantian hari ini
25 oktober 2012
Senin, 22 Oktober 2012
tugasmu, membawaku menuju...................
Meraung seakan menerkam
menggerogoti hingga menuju sum-sum ini
menjerit hingga tak terkendali
menatap dengan pejamnya mata hati
Engkau bagaikan pelita hidup ini
membawaku melihat begitu sempurna hidup ini
Aku tunduk padamu
semua yang kau mau akan ku lakukan
Namun, katika kau membisikkan
satu kata yang tak mungkin aku lakukan
aku seakan terhempas ke bulan
terbang menuju sumber gas terdalam
Aku tertawa dalam kesedihan
tertawa dalam kebenciandan
terlarut dalam sebuah angan2
Tugas itu begitu berat bagiku
seakan menusuk hingga relung hatiku
18 oktober 2012
menggerogoti hingga menuju sum-sum ini
menjerit hingga tak terkendali
menatap dengan pejamnya mata hati
Engkau bagaikan pelita hidup ini
membawaku melihat begitu sempurna hidup ini
Aku tunduk padamu
semua yang kau mau akan ku lakukan
Namun, katika kau membisikkan
satu kata yang tak mungkin aku lakukan
aku seakan terhempas ke bulan
terbang menuju sumber gas terdalam
Aku tertawa dalam kesedihan
tertawa dalam kebenciandan
terlarut dalam sebuah angan2
Tugas itu begitu berat bagiku
seakan menusuk hingga relung hatiku
18 oktober 2012
senandung hati
Ku langkahkan kaki ini menuju cahaya terang benderang
mencari sesuatu yang tak pernah terlintas di benakku
Mataku tak kuat memandang tatkala mentari telah bersinar
mulutku terbungkam dalam seribu bahasa
Apa yang terjadi denganku?
mata ini tak dapat memandang jauh menembus lorong
mata ini ingin sekali menitikan air mata
Aku tak dapat memandang kejauhan
aku tak bisa memandang lebih lama
rasa perih seakan ingin menggerogoti pupil
Ya Robbi...........................
berikanlah keajaiban untukku
yang mampu memulihkan keadaan ini
ya Robbi..................................
sujudku hanya padamu dan do'aku ku lantunkan
hanya untuk-MU
1 november 2011
mencari sesuatu yang tak pernah terlintas di benakku
Mataku tak kuat memandang tatkala mentari telah bersinar
mulutku terbungkam dalam seribu bahasa
Apa yang terjadi denganku?
mata ini tak dapat memandang jauh menembus lorong
mata ini ingin sekali menitikan air mata
Aku tak dapat memandang kejauhan
aku tak bisa memandang lebih lama
rasa perih seakan ingin menggerogoti pupil
Ya Robbi...........................
berikanlah keajaiban untukku
yang mampu memulihkan keadaan ini
ya Robbi..................................
sujudku hanya padamu dan do'aku ku lantunkan
hanya untuk-MU
1 november 2011
Jumat, 19 Oktober 2012
perjalanan hidup demi Surga-Mu
Jalan terjang bebatuan yang menjulang
Ku lalui dengan kaki telanjang
Terik matahari membuat tubuh ini lemas tak berdaya
Dinginnya malam , panasnya bebatuan
Tak pernah ku rasakan
Hanya rasa ingin tau yang membawaku
melewati semua rintangan
Walaupun badai menghantam lautan
Angin puting seakan menari di atas pemukiman
Namun tak sedikitpun ter abaikan pencarian hidupku
Aku hanya manusia yang di beri secuil kesempatan
Mencari kebaikan di antara puing-puing rintangan kehidupan
Mancari melalui do'a dan perbuatan
Demi untuk mendapatkan tempat yang indah di surga-Mu kelak
menapaki jati diri
Ku langkahkan kaki ini
Mengikuti seruan hati yang terdalam
Ku mencari sesuatu yang selama perjalanan hidupku
Tak dapat kumengerti
Aku hanya mengikuti orang-orang di sekelilingku
Tingkah mereka, sifat mereka
Bahkan kegemaran mereka ku telah jalani
Aku bagaikan air di daunt alas
Yang tak mempunyai pendirian
Yang selalu mengikuti kata orang lain
Aku ingin sekali menjadi diriku sendiri
Pencarianku tak pernah ki dapatkan dalam hati ini
Aku selalu berusaha mencari dan terus mencari
Siapakah sesungguhnya diriku ini
Melalui lantunan syair di hati
do'a sang nelayan
Ombak lautan bergulir kencang
Terdengar seakan memecah karang
Rintikan hujan menambah dinginnya angin
Air lautan
tak terlihat indah
Warna keruh
terlihat di sepanjang lautan
Air pasang
membawa lautan yang biru berubah
Hujan yang tak kunjung reda
Menjadikan lautan seakan mengamuk
Menerjang karang
Perahu-perahu
kecil milik nelayan
Berjejer
dipinggiran pantai
Tak ada ikan
tak ada penghasilan
Sisa-sisa ikan membusuk di pantai
Menjadikan bau yang menyengak tercium jelas
Para nelayan hanya bisa berdo,a
Berharap hujan akan segera reda
Dan air pasang segera surut
Agar dapat membawa setanggul ikan
demi keluarga tercinta
seruan ilahi
Azan magrib telah berkumandang
di antara rintikan suara hujan yang membasahi bumi
terdengar hembusan angin malam
ku ambil
sajadah itu
ku teru
di atas kepala
langkah
kakiku menelusuri rintikan hujan malam ini
ku bergegas mendekati
suara yang telah berkumandang indah
dengan sajadah di atas kepala
sejenak
ku berhenti dan memandang
mengapa
seorang penerus bangsa lebih suka berkumpul
di pinggiran
jalan, dari pada memenuhi panggilan azan yang
telah
berkumandang
ya Allah…………….
Ampunilah mereka akan kelalaiannya
Ampunilah mereka yang menganggap
Sholat adalah kebutuhan bukan kewajiban
langkah semangat
Ku pijakkan kaki ini melangkah menelusuri tangga-tangga
putih
Bersama-sama menduduki tempat yang tak pernah terkunjungi
Merah menyala…………
Dalam ruangan yang putih
Merah itulah yang kami bawa
Membawa ciri khas dalam kunjungan kami
Merah menyala………………
Saperti semangat kami
Walaupun badan lelah dan letih
Namun kami tetap semangat
Dalam mendengarkan pembicara
Pada kunjungan kami dib alai bahasa Yogyakarta ini
7 maret 2011
Kamis, 18 Oktober 2012
pilihan menyiksa raga
Ingin sekali mengakhiri hidup ini
melayang pergi meninggalkan kejamnya bumi
tertawa dengan riang di awang2 dunia
Antara tidak dan ia
antara kuliah dan benci
antara mati dan hidup
Memilih dengan berat hati
bak terhimpit batu api
tetesan bening, tak tersisa
ketika harus memilih kembali
Haruskah memilih tidak, kuliah dan mati
yang akan membawa kebahagiaan hati
diantara kepahitan hidup ini
Mungkinkah memilih ia, benci, dan hidup
yang akan terus menghantui
di sisa hidup ini
Semua berat terasa
tersiksa bagaikan di neraka
membaur panas di jiwa
seakan ingin meluap bak merapi yang membakar tubuhnya
18 oktober 2012
melayang pergi meninggalkan kejamnya bumi
tertawa dengan riang di awang2 dunia
Antara tidak dan ia
antara kuliah dan benci
antara mati dan hidup
Memilih dengan berat hati
bak terhimpit batu api
tetesan bening, tak tersisa
ketika harus memilih kembali
Haruskah memilih tidak, kuliah dan mati
yang akan membawa kebahagiaan hati
diantara kepahitan hidup ini
Mungkinkah memilih ia, benci, dan hidup
yang akan terus menghantui
di sisa hidup ini
Semua berat terasa
tersiksa bagaikan di neraka
membaur panas di jiwa
seakan ingin meluap bak merapi yang membakar tubuhnya
18 oktober 2012
Kuliah atau air mata
Emosi jiwa beradu
antara 2 pilihan
kuliah atau air mata
Jiwa ini hilang..............
menembus pusaran2 bumi terdalam
saat harus mencari segumpal kertas
demi masa depan
Jiwa ini senyam............
terdiam seakan tak bernyawa
ketika harus melihat kegelapan
saat matahari bersinar
18 oktober 2012
Selasa, 16 Oktober 2012
Tak dapat termaafkan dengan hembusan angin
Kau tanamkan sebuah kebencian pada hati ini
Menjadikan hati seakan sesak dan mata ingin menangis mengenangnya
Setahun telah berlalu…………….
Namun kepahitan ini tak kunjung hilang
Luka yang telah kau tanamkan tak akan bisa termaafkan
Tangisan yang telah kau buat menjadikan hati ini hancur
Bak terbakar api yang membara
Sakit, pedih, tersiksa………………..
Itulah yang ada dalam hati ini, tangisan air mata
Tak akan mampu dihapuskan lagi
Semua pesan dan devinisi tak bisa menggoyahkan tekatku
Semua yang terjadi kan ku kenang sepanjang hidupku
Lentera bahtera kehidupan yang telah melukai hati ini
Tak akan pernah bisa termaafkan
Berbahagialah di atas penderitaan hidupku
Karnaku tak akan menganggap dirimu ada di duniaku
ku sudah amat benci……………
ku sudah menganggapmu mati…………
dan ku sudah mengukir luka hati ini
setahun telah berlalu, namun sepatah maaf tak terdengar
menembus kencangnya hembusan angin
tangisan itu, tak mampu tergantikan dengan sebuah kata
semua telah terjadi, semuannya telah terlambat
untuk mendapat maaf dari udara dalam bibir ini
14 oktober 2012
Takdir penyejuk jiwa
Angin datang begitu kencang seakan ingin menghempaskan
Tubuh ini ke langit ke 7
Berputar bak baling-baling yang tak kunjung henti
Meraung-raung dengan kemerduan suara hati
Terik mentari seakan ingin menyasat kulit ini
Menembus hingga tulang rusuk
Membawa hawa yang sangat melelahkan hati
Keringat seakan bercucuran di bawah genting rumah ini
Tembok-tembok seakan ingin menyala seperti bara api
Semua terdiam, meresapi, dan berfikir dengan lembut hati
Panasnya dunia ini menjadi takdir ilahi
Semua hanya mampu menanti sore akan sagera kembali
Agar semua berakhir menjadi penyejuk jiwa ini
14 oktober 2012
Torehan luka dalam satu pesan
Nafas ini tak mau keluar dari paru-paru,
tersentak sesak saat
mendengar hari bahagiamu
hari yang menjadi momok mengerikan dalam hidup
yang tak ingin aku menyaksikannya
kau ucapkan janji suci padanya
yang membutku menangis membayangkannya
tangisan kebencian dalam hidup
lentera kebencian tak mampu berpaling dari hidup ini
telah melebur menjadi darah dalam tubuh
mengobar-obar saat terdengar ceritamu
mata ini tak mau melihatmu
telinga ini tak mau mendengar secuil kata dari mulut busukmu
kau yang telah membuatnya…………………
kau yang telah mengajarkannya…………………
dan kau yang telah mengukirnya………………..
biarlah kau menjadi bagian terkecil dalam hidupku
namun jangan pernah berharap tuk mendapat panggilan indah dari
bibir ini
dan jangan pernah kau berfikir,
aku akan bisa menerimamu menjadi bagian keluarga besarku
13 oktober 2012
sekenario hidup
Tatapan indah matamu dan senyuman menawan di bibirmu
membuat diri ini seakan terbuai melihat keindahan yang ada
begitu sempurnanya dirimu di bola mataku
membuat diri ini selalu berharap padamu, dan membuat
begitu takut kehilanganmu
Mungkin semua hanyalah takdir?
mungkin hanya dirimu yang tercipta di dunia ini?
semuanya hanyalah rahasia Ilahiyah
yang tak bisa dirubah kembali
Manusia hanya bisa berdoa agar mendapat yang terbaik dan terindah
semua telah menjadi sekenario dalam menjalani hidup ini
06 juli 2012
13 november, luka mendalam
Tajamnya sebilas pedang putih telah tertancap dalam di lubuk hati ini
dan tak mungkin mampu terobati oleh apapun
menggerogoti sendi-sendi dalam tubuh ini
yang telah membuatku tak kuasa menahan sakit mendalam
Tahun talah berganti, namun kenangan di bulan itu tak mampu larut dalam hati
bulan itu telah membawa sebuah kebencian
telah mengukir luka yang mendalam, bagaikan sembilas pedang putih
Tangisan yang dulu meraung-raung dalam benak hati
kini telah berubah menjadi tawa sinis di wajah ini
semua gorehan luka yang tertancap di hati tak mungkin dapat hilang kembali
Hati ini sedih, ………………………….
mata ini seakan ingin mengalirkan darah
darah yang telah menggumpal dalam benakku
Kau hanyalah setan di mata ini
yang telah mengajarkan sebuah kebencian
yang telah mengajarkan sebuah misteri kesedihan
Angan-angan indah tentangmu, menjadi sebagian keluargaku
kini tak akan pernah terbayangkan kembali
kau hanyalah seekor kucing yang hanya bisa menghancurkan kebahagiaan hidup ini
yang tak kau sadari, kebencian telah tertanam dalam hati ini
Kebencian dan kepahitan ini tak mampu menerimamu
walau kau telah mengukir tali keindahan dengan orang terdekatku
tubuh ini lemah tak berdaya, telinga ini seakan tuli ketika mendengar namamu
dan hati ini menangis ketika mendengar cerita indahmu
13 oktober 2012
Kamis, 11 Oktober 2012
melayang jauh tangisan hati
Otak ini seakan tak mau berfikir
hayalanku melayang tak tau arah dan tujuan
masalah yang terjadi membuat diri ini lemah tak berdaya
Ingin ku menjerit, namun bibir ini tak mampu berucap
Ingin ku menangis, namun air mata ini telah kering
masalah yang menimpaku tak sanggup aku abaikan
Fikiranku tak mampu menangkap satu katapun yang ku dengar
fikiranku hanya mampu mengingat berjuta masalah yang terjadi
ya Robbi.......................
kuatkanlah hamba ini
menghadapi berjuta masalah ini
tegarkanlah aku kembali
agar, semangat menjalani hidup ini
12, oktober 2012
hayalanku melayang tak tau arah dan tujuan
masalah yang terjadi membuat diri ini lemah tak berdaya
Ingin ku menjerit, namun bibir ini tak mampu berucap
Ingin ku menangis, namun air mata ini telah kering
masalah yang menimpaku tak sanggup aku abaikan
Fikiranku tak mampu menangkap satu katapun yang ku dengar
fikiranku hanya mampu mengingat berjuta masalah yang terjadi
ya Robbi.......................
kuatkanlah hamba ini
menghadapi berjuta masalah ini
tegarkanlah aku kembali
agar, semangat menjalani hidup ini
Suara menggelegar di awang2
bergetar kencang di seluruh penjuru
menggertak mata yang kian senyam
berkedip seakan memandang tajam
Keras menjerit menusuk kalbu
tergugah hati menahan kantuk
tersenyum sembari menahan kesal
Layar menatap mata yang layu
berganti hingga merambak jauh
menerpa angan2 yang kelam di ujung tandu
Membayar mahal sebuah kursi
mencari ilmu untuk untaian duniawi
agar mendapat tempat indah di mata2 orang
Melamun, berbicara dan berhayal yang mereka lakukan
disebuah kursi mahal beralaskan busa hitam
Menempati lantai2 yang telah tersaji
dalam mencari ilmu yang dapat mengubah harga diri
menjunjung harga dan martabat di muka bumi ini
11, oktober 2012
Langganan:
Postingan (Atom)